June 30, 2024 June 30, 2024

Pasar Sentir: Suasana Berbelanja Barang Bekas di Yogyakarta





        Pasar Sentir, terletak di jantung kota Yogyakarta tepatnya di kawasan Jalan Malioboro, merupakan destinasi yang menarik bagi pengunjung yang mencari pengalaman berbelanja unik dan menikmati suasana lokal yang khas. Pasar ini memang dikenal ramai terutama setelah waktu Isya, ketika pedagang mulai membuka lapak mereka di atas tikar-tikar yang tersusun rapi.

        Keunikan Pasar Sentir terletak pada barang-barang bekas yang dijual di sini. Mulai dari pakaian, sepatu, buku-buku langka, barang elektronik, hingga dekorasi rumah dan tanaman hias, semuanya dapat ditemukan di sini dengan harga yang terjangkau. Tak hanya barang bekas, kuliner juga menjadi daya tarik tersendiri. Pengunjung dapat menemukan berbagai jajanan seperti siomay, bakso cilok, es goreng, serta minuman segar seperti es teh dan es jeruk di warung-warung kecil yang tersebar di sekitar pasar.

        Tidak ketinggalan, fasilitas parkir yang luas tersedia dengan biaya yang cukup terjangkau, yakni hanya 3000 rupiah. Hal ini membuat pengunjung dapat dengan mudah mengakses pasar ini tanpa harus khawatir dengan masalah parkir.

        Namun demikian, seperti pasar tradisional pada umumnya, Pasar Sentir juga memiliki beberapa tantangan. Salah satunya adalah kurangnya fasilitas tempat sampah yang memadai. Hal ini kadang mengganggu kenyamanan pengunjung karena sampah-sampah kecil seringkali berserakan di sekitar area pasar. Mungkin perlu adanya perhatian lebih untuk meningkatkan jumlah tempat sampah dan kesadaran untuk menjaga kebersihan bersama.

        Meskipun begitu, Pasar Sentir tetap menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. Suasana yang ramai, beragamnya barang dan kuliner yang ditawarkan, serta sentuhan budaya lokal yang kental menjadikan pasar ini sebagai salah satu destinasi wisata belanja yang unik di Yogyakarta. Baik untuk menghabiskan waktu luang, mencari barang antik, atau sekadar menjelajahi kehidupan sehari-hari masyarakat lokal, Pasar Sentir siap menyambut pengunjung dengan segala pesonanya.

        Secara keseluruhan, Pasar Sentir tidak hanya sekadar tempat jual beli barang bekas, tetapi juga sebuah tempat di mana tradisi berbelanja bertemu dengan kehidupan sehari-hari, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi siapa saja yang mengunjunginya.

Image Source: https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2023/10/18/suasana-pasar-senthir-jogja-selasa-17102023_169.jpeg?w=620

June 17, 2024 June 17, 2024

Saoto Bathok Mbah Katro






        Halo, dalam artikel kali ini, saya ingin berbagi pengalaman saya ketika membeli Soto Batok Mbah Katro atau Saoto Bathok Mbah Katro, yang terletak di utara Candi Sambisari. Kedatangan kami pada pagi hari pukul 8 sudah disambut dengan antusiasme sesama pembeli  yang cukup ramai.

            Kami datang bertiga, saya bersama istri dan anak. Kami memesan dua jenis soto, yaitu soto pisah dan campur, dengan perbedaan harga. Soto campur dihargai 6000 rupiah, sedangkan soto pisah, di mana nasi dipisahkan dari kuah sotonya, dihargai 8000 rupiah.Tempat parkir cukup luas, berada di seberang jalan dari tempat penjualan, yang juga dikelilingi oleh berbagai jajanan tradisional dari masyarakat sekitar.

        Saya merekomendasikan pengalaman menikmati soto ini khususnya pada pagi hari. Kesegaran dan kelezatan soto terasa lebih maksimal saat disantap di waktu yang tepat. Pengalaman ini memberikan nuansa yang berbeda, di mana tidak hanya kita menikmati Soto yang lezat, tetapi juga merasakan kehangatan dari proses bersantap bersama keluarga di pagi hari.

        Secara keseluruhan, kunjungan kami ke Soto Batok Mbah Katro adalah pengalaman yang memuaskan dan menyenangkan. Tempatnya yang ramai namun nyaman, ditambah dengan cita rasa soto yang khas, menjadikan perjalanan pagi itu sangat berkesan bagi kami.


Kebahagiaan di Hari Raya Idul Adha




        Idul Adha jatuh pada hari Senin tanggal 17 Juni 2024. Bagi saya pribadi, Idul Adha memiliki makna yang dalam, terutama karena berkaitan erat dengan hewan qurban, seperti sapi dan kambing. Tradisi ini bukan sekadar ritual, tetapi juga merupakan simbol pengorbanan dan kepedulian sosial dalam agama Islam.

        Pada tahun ini, saya memutuskan untuk melaksanakan sholat Idul Adha di lapangan Banyuraden. Suasana di sekitar sangat kental dengan semangat kebersamaan dan spiritualitas. Sejak pagi hari, suasana di Banyuraden sudah terasa berbeda. Suara takbir merdu menggema di udara, menciptakan atmosfer yang sakral dan mendalam. Saya memilih untuk berjalan kaki dari rumah menuju lapangan, menikmati setiap langkah sebagai bagian dari ibadah yang sangat dihormati.

        Perjalanan menuju lapangan Banyuraden memakan waktu sekitar 20 menit. Selama perjalanan, saya tidak hanya merasakan kehangatan sinar matahari pagi, tetapi juga kehangatan dari kebersamaan umat Muslim yang turut melangkah menuju Lapangan Banyuraden untuk menunaikan sholat Ied. Setiap sudut jalan dipenuhi dengan senyum dan sapaan dari sesama jamaah yang bersemangat menyambut hari suci ini.

        Sesampainya di lapangan Banyuraden, suasana semakin meriah. Lapangan yang luas dipenuhi oleh ribuan umat yang telah berkumpul dengan penuh kekhusyukan. Saat takbir pertama berkumandang, hati saya terasa hening dalam kekhusyukan. Suasana lapangan dipenuhi dengan rasa syukur dan ketenangan spiritual. Setiap gerakan sholat terasa penuh makna, mengingatkan kita akan pentingnya kesederhanaan, pengorbanan, dan kebersamaan dalam membangun komunitas yang harmonis dan peduli.

        Setelah sholat selesai dan pulang, prosesi penyembelihan hewan qurban dimulai. Meskipun proses ini tampaknya sederhana, tetapi memiliki makna yang dalam bagi setiap pelaku. Setiap potongan daging yang dihasilkan akan dibagikan kepada yang membutuhkan, mengingatkan kita akan pentingnya berbagi rezeki dan menciptakan kedekatan sosial di tengah-tengah masyarakat.

        Idul Adha tahun ini bukan hanya sekadar hari raya agama, tetapi juga momen untuk merefleksikan    nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian. Di balik ritualnya yang tampaknya sederhana, terdapat nilai-nilai universal tentang pengorbanan, kepedulian sosial, dan solidaritas antar sesama. Ini adalah waktu yang berharga untuk menyatukan umat dalam ibadah yang tulus dan dalam bermasyarakat.

     Melalui pengalaman ini, saya semakin menghargai betapa pentingnya kebersamaan dalam menjalani kehidupan beragama. Idul Adha bukan hanya mengajarkan kita tentang pengorbanan fisik, tetapi juga tentang pengorbanan hati dan jiwa untuk kebaikan bersama. Semoga spirit Idul Adha terus menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih peduli terhadap sesama, tidak hanya pada hari raya, tetapi setiap hari dalam hidup kita.


Source Image: https://image.cermati.com/q_70/doozzx3dlnyjnxo9rdbn